/design/business/personal/ideas/ /desain/arsitektur/ Blog of Raul Renanda www.renanda.com

Thursday, September 27, 2007

Ketika Desain "sudah keterlaluan"


Don't get me wrong, I 'love' apple computer products. Period.

Namun memang kadang desain harus ada batasnya, that's why kenapa majalah Business 2.0 selalu bikin award yang bernama "Bottom Line Design Award"...

Terlihat di foto, ada Keyboard baru apple, yang diterapkan di Imac, honestly, good looking. Tetapi ketika saya menulis blog ini saja, kesalahan yang saya buat, like hell! typo all the time. Ok selanjutnya saya coba ketik tanpa di 'edit'...here it goes..

Kaybweoard ini terkalua ptips jaridnya gamoang kepakli kita bikin salah, saya cappekbanget koersksi ketikans saya firisin...

amit2. begitu juga dengan mousenya...terlalu ceper, dan scroll, yang segede biji itu, menyebalkan..

Lihat mouse satu lagi? Logitech MX Revolution (shit). Ergonomis, batere bagus, docking ok, scrolling"luar biasa"...tapi...Tidak Ada Middle Button! stupid...very stupid.

Desain seharusnya mempermudah pemakaian, bukan sebaliknya...saya punya banyak cerita tentang desain dalam proyek2 saya, dimana memang kadang, yang keren, bukan berarti yang terbaik...kadang saya memberikan keputusan desain kepada klien namun dengan warning...seperti..

"saya akan bikin desain pintu ini, nanti akan terlihat bagus, tetapi pintu ini agak sulit dibuka (misalnya), bagaimana kira2? kita coba saja model pintu 'baru' ini, apa kita kembali ke model pintu 'biasa' namun fungsional"?

mendesain yang enak dipandang, dan menyelesaikan masalah memang sungguh2 sulit.

Lesson learnt, jangan 'over design'.

Wednesday, September 26, 2007

Guy Kawasaki conference....


Webconference Guy Kawasaki..the Art of evangelism. Internet memang luar biasa, gak nyangka semalam benar2 mengalami live international conference!

anyway, keyword dari semua presentasi dia adalah:

Create Good Product.

Kita harus fokus dengan produknya dulu, jangan berpikir langsung ke marketing strategy, advertising, and the rest business trick. Itu urusan "later".

Now, sekarang tinggal saya kembali ke studio dan fokus ke "creating good design" ;-)

Tuesday, September 25, 2007

[bi] fashion show - Gita Pratama















Hari sabtu kemaren saya diundang oleh Gita Pratama untuk menyaksikan fashion show batik [bi] di JHCC jakarta. Walah sungguh susah untuk drag badan saya kesana, puasa dan pagi2 pula, namun karena penasaran saya coba untuk datang juga. Model2 membawakan pakaian yang overall above average, good show.

Tetapi, dari sekian banyak baju yang ditampilkan, saya hanya 'tertarik' dengan 2 baju saja. Lalu saya berpikir kenapa hal ini terjadi? pikir punya pikir hal yang tersulit dari mendesain baju batik adalah: penyatuan 2 komponen 'desain'. Berbeda pada fashion pada umumnya, batik itu sendiri, the print itself, sudah merupakan 'karya seni'. dimana lalu print tersebut di 'kemas' dalam bentuk, 'fashion' itu sendiri. Jadi ada beberapa faktor yang penting disini:
1. Bila bahan OK, desain tidak OK = tidak OK
2. Bila bahan tidak OK, desain OK = tidak OK
3. Bila bahan OK, desain OK = luar biasa.

Dalam pengertian desain disini berarti, mendesain Batik dalam bentuk Fashion, hanya ada 2 kemungkinan, Don't Like It, or REALLY LOVE IT. Susah untuk mendesain yang 'average', atau generally acceptable.

Mendesain batik dalam bentuk fashion mungkin yang terbaik adalah "belajar" dari, Versace.

Now I know kenapa Armani pilih yang senada aja. Effort dari Gita dan teman2nya perlu dipuji....

Thursday, September 13, 2007

Deconstructism - Mahasiswa emang asik!




Saya mendapat email dari mahasiswa yang sedang membahas Deconstruction. Merinding saya jadinya ingat dulu jaman kuliah, asik banget kayaknya...anyway, ini komentar saya
(thanks to ardy_dee@yahoo.com dan mahasiswa UGM).

"...kami sampe ke kesimpulan bahwa dekon ga bisa dijelaskan, klo ada penjelasan...dia bukan dekon lagi..."

*********

Betul kayaknya (disini posisi saya lebih kepada "setahu saya", "saya rasa", "menurut saya" - intinya saya gak bisa claim apapun karena memang tidak pernah study khusus mengenai topik ini...)

Walau intinya bahwa Deconstruction dalam 'dunia' arsitektur sangat dekat dengan filosofinya versi Derrida, movement itu sendiri, menurut saya, hanyalah bagian dari ke-gerahan para 'arsitek muda' pada saat itu.

Simply put, mereka bosen dengan 'aliran' postmodern. Maaf kalo terkesan 'menyepelekan' isu ini, karena yang saya sadari waktu itu adalah; Deconstrutivsm, adalah pencarian alasan agar sang arsitek bisa bermain2 dengan form2 baru.

Perhatikan saya menggunakan kata "alasan", nah alasan ini lah yang justru sangat menarik perhatian public, karena dasar yang dipakai untuk membuat 'golongan' ini adalah term filosofi ya dari Derrida itu sendiri.

Deconstructivist Architecture exhibition dari Phillip Johnson yang menampilkan:
Zaha Hadid, Daniel Liebeskind,Frank Gehry,Bernard Tschumi,Peter Eisenman,Rem Koolhaas, Coop Himmelb(l)au

Yang memberikan desain2 'bedasarkan' filosofi Deconstruction. Waktu itu heboh banget,ada buku New Spirit in Architecture (peter cook, rizolli)


memberikan 'sense' kepada kita tentang movement ini, disamping buku2 lainnya...tetapi intinya adalah, saya lebih senang kepada term ini "new spirit" instead of "deconstruction architecture".

Argumen saya adalah, para arsitek "muda" pada saat itu,telah memberikan pemikiran, arahan desain jauh sebelum istilah "deconstruction" timbul. Saya justru melihatnya seakan-akan Phillip Johnson 'mencari' alasan/tema kepada movement 'baru' ini yang berlawanan dari yang sudah ada, eisenman juga sama, mengaku 'sudah kayak begitu' sebelum temenan sana Derrida.

Apakah kebetulan pengertian deconstruction sealiran dengan munculnya 'style-style' baru ini, bisa saja terjadi coincindence. Deconstruction sendiri bukan berarti distruction, tetapi justru memberikan sinyal akan ketidak sempurnaan, tidak menghancurkan postmodernism, tetapi hanya memerikan tanda2 'ada hal lain diluar posmo', - deconstruction criticsm.

"Deconstruction calls us to the act of remembering, wonder, and praise, and in that to a remembering relation to what we have forgotten rather than to the descriptions of what we have forgotten."

Jadi yang saya liat bukan dari cara berpikir/inpirasi para arsitek muda yang berbeda yang disebut deconstruction, tetapi 'adanya' movement lain, pemikiran lain yang...kita lupakan, ignored.

Jadi ya, bahasa pasarnya...bikin yang aneh2 aja. (saya dulu kesel mendengar komentar ini dari dosen, tetapi emang 'umur' gak bisa dilawan - skeptik emang sering ada benernya).

"the main tendency is going back to other forms because the deconstruction was based on provocation and experiments testing out the limits or architecture. " - tulisan itu yang sebenernya berarti - bikin yang aneh2 aja desainnya.

Yang saya sangat suka dari quote (yang saya colong dari internet tentunya) adalah :

"The idea was to develop buildings which show how differently from traditional architectural conventions buildings can be built without loosing their utility and still complying with the fundamental laws of physics."

Artinya : Biar aneh, nyeleneh tapi masih bisa berfungsi. (istilah 'aneh' dan 'nyeleneh' disini bisa positif ya - something out there).

oh satu lagi...

"There are always things I don't know, though in a very real way that I don't know them is part of what I know. "

..mirip dengan pengertian, Agnostic ya?

Note: gambar diatas punya Lebbeus Woods.

Gadget Freak? - a 'show off'...




Ini list dari 'tools' yang saya pakai, per hari ini:

Mobile Phone: Nokia E61i (menggantikan N91)
Computer: Imac (2007) dan Dell (monitor 24 inch!)
Notebook: Toshiba portege R400 Tablet PC
Camera: Lumix LX2
Mp3 Player: Ipod Shuffle (it works!) dan Ipod Mini (silver) with Logitech Speaker
Headphone : Sony Earphone (dan lainnya, grado, sennheiser, AKG - audiophile class lah)
Wireless Broadband: Indosat M2
PDA : Ipaq HX400 (percaya atau tidak, masih sering dipakai bila keluar kota - pda lama masih ada semua...Casiopea pertama, Palm IIIe, Tungsten)
Game Console ;-) : Wii, PSP (thanks buat ide dari Tantowi Yahya) dan PS2 (don't get me wrong, i'm not a gamer...)

On target/wishlist:
Canon EOS 40D - pingin punya tapi gak ada alasan kenapa harus punya SLR camera...
PS 3 - kalau Grand Turismo sudah keluar...
Ipod 60-160 gb - versi IMOD atau Cowon, ZEN atau Iriver (sound quality paling penting, tapi Ipod paling gampang dijual dan banyak asesorisnya)
NAD/ROTEL amplifier - mungkin speaker B&W
Grado headphone - SR325i - untuk menggantikan yang lama - ude mau 'koit'
Sennheiser R140 wireless headphone - gak tega sama istri bila saya nonton malam2

Chick Corea



Baru saja dengerin CC with Bela Fleck....luar biasa!!!

Posted by ShoZu


Test pakai shozu




Ini dia tulisan saya memakai nokia E61i dan menggunakan software $hozu, jadi saya bisa menulis blog dalam keadaan mobile. Mengapa saya memerlukan teknolofi ini? Karena memang banyak ide muncl justru ketika kita jauh dari komputer...

Posted by ShoZu



Sunday, September 09, 2007

don't expect everyone to get excited....















Foto diatas adalah sebuah bonsai dengan harga jual Rp.300.000.000,- !

Now, let's see...tiga ratus juta 'hanya' untuk bonsai?

Tentu saya perlu menyadari, bahwa yang menjual Bonsai ini juga bukan sembarangan tentunya, dan saya melihat bonsai ini di pameran flora dan fauna. Simply put, yang jual nggak ngebo'ong tentunya (kecuali nekat).

Pikir punya pikir, saya lalu teringat email salah satu arsitek yang baru mencoba untuk 'berdiri sendiri', banyak yang mengeluh terkadang sang calon klien berkomentar bahwa desain yang ia tawarkan tidak seperti diharapkan, atau lebih sering lagi, banyak yang merasa fee yang ditawarkan arsitek "terlalu tinggi".

Mungkin ada hal yang patut dipelajari disini, mungkin saja, sang calon klien juga tidak memahami, 'mengapa saya harus bayar begitu mahal'? dan bisa saja, apa yang sang calon klien lihat dari karya arsitek itu, sama saja dengan saya melihat bonsai ini, alias komentar saya adalah..

"ini bonsai keren juga, tapi well..jangankan 300 juta, 10 juta pun saya gak mau bayar..". tetapi coba bila saya berkata begitu kepada si penjual bonsai, gak heran kalo saya dikeroyok di pameran itu, bisa jadi (pastinya) banyak yang tersinggung, dan saya akan di 'ceramahi' tentang, betapa sulitnya membuat bonsai ini, kelangkaan, lamanya waktu, investasi yang ditanamkan dalam 'menciptakan' bonsai ini...bla..bla..bla...

Intinya, there's always a reason for it.

Ada baiknya, saya berkata kepada diri saya sendiri, well, ini bukan "untuk" saya. Let's find another bonsai then...